Bencana Banjir di Sejumlah Daerah di Indonesia

Bencana Banjir di Sejumlah Daerah di Indonesia – Bencana banjir melanda sejumlah daerah di penghujung tahun 2019 dan di awal tahun 2020. Banjir itu terjadi setelah hujan yang turun disejumlah daerah pada selasa (31/12/2019), bahkan ada beberapa daerah yang masih dilada hujan. Akibat banjir tersebut, setidaknya 3 desa di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terendam banjir.

Selain itu, di Semarang, akibat sungai meluap menyebabkan 2 RT di perumahan sraten juga terendam banjir. Tidak hanya NTB dan Semarang, banjir juga melanda sejumlah wilayah yang ada di Jakarta hingga Bekasi. Semantara itu, di Padalarang kabupaten Bandung Barat, sejumlah rumah warga diterjang banjir bandang setelah air irigasi meluap. idn play

Berikut ini rangkuman sejumlah daerah yang mengalami bencana banjir.

1. Tiga desa di Bima terendam banjir

Bencana Banjir di Sejumlah Daerah di Indonesia

Kasubid Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Bambang Hermawan mengatakan, akibat air kiriman dari kawasan Donggo menyebabkan banjir di sebagian wilayah Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, NTB. Akibatnya, ada tiga desa di kecamatan tersebut yang terendam banjir hingga satu meter setelah diguyur hujan deras pada Selasa. Tiga desa yang dilanda banjir itu meliputi Desa Bolo, Desa Candi, dan Desa Monggo. “Banjir yang merendam permukiman warga ini adalah banjir kiriman dari wilayah Kecamatan Donggo,” katanya saat dihubungi. Tak hanya itu, banjir juga menyebabkan arus lalu lintas di jalan desa terganggu americandreamdrivein.com

2. Sungai meluap dua RT di Perumahan Sraten Semarang terendam banjir

Akibat hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga sejak Selasa sinag menyebabkan bebererapa pemukiman warga dan persawahan terendam banjir. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, akibat hujan dengan intensitas deras di wilayah tersebut sehingga membuat Sungai Seblado meluap. “Wilayah terdampak dengan kedalaman yang berbeda. Sungai yang meluap diakibatkan tinggi permukaan jalan dengan tinggi permukaan bibir sungai beda, lebih tinggi bibir permukaan sungai dan yang terdampak di perumahan dua gang karena rendahnya jalan,” ungkapnya saat dihubungi. Sambungnya, kawasan yang terdampak berada di daerah Perumahan Sraten Permai RT 2 dan 3 RW VII Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. “Hujan deras, puncaknya pada sekira pukul 16.00. Di RT 2 ada dua rumah yang terdampak dan di RT 3 ada 16 rumah,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Desa Sraten, Rohmad mengatakan, akibat banjir tersebut, dirinya meminta kepada warga untuk mengungsi sementara waktu ke balai desa. “Namun warga masih bertahan di rumah dengan alasan keamanan. Mereka menumpuk meja-meja untuk tidur, ini juga bahaya karena bisa jatuh,” jelasnya.

3. Rumah warga diterjang banjir bandang di Padalarang

Puluhan rumah di Kampung Pajagalan RW 002 Desa Ciprundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Barat, Jawa Barat, diterjang banjir bandang. Insiden itu terjadi setelah irigasi atau jembatan Cihaugeulis tak mampu menahan tingginya debit air pasca-hujan deras yang melanda wilayah tersebut pada Selasa. Akibatnya membuat rumah warga sempat terendam hingga ketinggian satu meter, beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Menurut Ujang, salah seorang warga, air mulai menerjang pemukiman warga selepas Ashar. Warga sempat panik saat melihat air mulai meninggi secara perlahan. “Pas lihat air mulai tinggi langsung warga menyelamatkan diri. Alhamdulillah gak ada korban. Cuma memang barang-barang banyak yang gak kebawa,” ujarnya.

4. Banjir landa sejumlah wilayah di Jakarta

Bencana Banjir di Sejumlah Daerah di Indonesia

Hujan lebat yang terjadi di wilayah ibu kota pada Rabu (1/1/2020) mengakibatkan banjir di sejmulah wilayah Jakarta. Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir terjadi di sejumlah titik Jakarta, berikut wilayah banjirnya: Pada Pukul 06.00 WIB, kawasan banjir sekitar Rumah Sakit TNI AL Dr Mintoharjo, Jl Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, banjir setinggi paha orang dewasa. Kemudian pukul 05.00 WIB, Perumahan Setneg Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ketinggian air 30-50 cm. Kampus Borobudur di Jalan Kalimalang, Jakarta Timur dengan ketinggian air hingga 40 cm. Perumahan warga di Kelurahan Gedong di Pasar Rebo, Jakarta Timur dengan ketinggian air diperkirakan mencapai 30-70 cm. Air merendam perumahan warga di Kelapa Molek, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Kawasan Jalan Bambu Kuning Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat juga dilaporkan terjadi banjir dengan ketinggian air mencapai 50-60 cm. Sementara, laporan lain mengenai kondisi jalan di Jakarta Timur yang diimbau untuk tidak bisa dilintasi kendaraan, antara lain: Pukul 02.45 WIB, banjir 30-50 cm di depan Tamini Square Jaktim, bagi kendaraan sejenis sedan diimbau untuk tidak melintas. Pukul 02.55 WIB, banjir 25-40 cm di Jl. DI. Panjaitan #Jakarta Timur, bagi kendaraan sejenis sedan diimbau untuk tidak melintas. Pukul 04.07 WIB, banjir 25-40 cm di depan Kampus Borobudur Jl. Raya Kalimalang Jaktim, bagi kendaraan sejenis sedan diimbau agar tidak melintas. Pukul 04.11 WIB, banjir 30 cm di TL. Arion Jl. Pemuda Jaktim, agar hati-hati bila sedang melintas. Pukul 04.17 WIB, banjir di Perumahan Palad Pulo Gadung Jaktim dan sudah memasuki rumah. Pukul 04.17 WIB, banjir di Kampung Tengah Kramat Jati Jaktim dan sudah memasuki rumah. Pukul 04.27 WIB, banjir di Jl. Marga Jaya Rawa Buaya, Jakarta Barat dan sudah memasuki rumah. Pukul 04.28 WIB, banjir 30-40 cm di Jl. P. Maluku Perummas 3 Bekasi Timur. Pukul 04.32 WIB, banjir 30 cm di dpn Damkar Jl. Tanjung Duren Jakbar, agar hati-hati bila sedang melintas. Pukul 05.00 WIB, kompleks BPPT Meruya Jakarta Barat, baru pertama kali banjir masuk rumah warga. Kawasan Pulogadung dan Pulomas banjir 5 meter, air mengalir deras.

5. Banjir di Bekasi ketinggian air sudah lebih dari 60 sentimeter

Hujan deras yang turun sejak Selasa (31/12/2019) malam hingga Rabu dini hari mengakibatkan sejumlah wilayah di Bekasi terendam banjir. Dikutip dari Kompas.com, Adinda warga yang tingal di Perum Narogong, Kota Bekasi mengatakan, hingga kini banjir sudah lebih dari 60 sentimeter. “Sudah setinggi pinggang orang dewasa. Kalau di rumah saya air belum sampai masuk ke dalam rumah, hanya sudah melewati sedikit dari pagar rumah,” katanya saat dihubungi Kompas.com. Masih dikatakannya, hujan yang turun kali ini cukup mengagetkan karena menyebabkan genangan air yag cukup tinggi. “Biasanya, hujan lebat tidak sampai langsung berakibat ada genangan air masuk ke pagar. Kondisi saat ini termasuk parah, terparah kedua sejak 2007 lalu,” kata dia. Adinda menambahkan, akibat banjir tersebut, pemedaman listrik terjadi sejak Rabu pagi. “Mati lampu sejak pukul 06.30 WIB. Kemudian air PAM juga mati. Kondisi sinyal provider juga parah, hanya Telkomsel saja yang masih bisa (digunakan),” ujarnya.

Fakta Polemik Kapal Asing di Perairan Natuna

Fakta Polemik Kapal Asing di Perairan Natuna – Polemik Kapal Ikan Asing (KIA) mulai dari Vietnam, Thailand, dan China melakukan pencurian ikan di perairan Natuna, bukan sebuah perkara baru lagi. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Bupati Natuna Hamid Rizal.

Diakuinya, pencurian ikan tersebut sudah berlangsung lama sekali, dan sekarang kalau tidak ada kapal pengawasan di perbatasan, nelayan – nelayan asing menggunakan kapal ikan dengan GT diatas 30 masuk ke wilayah Natuna dengan merajalela. idnplay

Bahkan saat ini, kapal penangkap ikan dan kapal penjaga pantai (coast guard) China berada di laut Natuna. Tentunya, hal ini banyak mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Terlebih lagi, batas perairan Natuna yang dilanggar China merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Namun, Panglima Komando Gabungan Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Mrgono menegaskan tidak akan perang di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, meyusul masuknya kapal penjaga pantai China itu.

Berikut ini adalah fakta polemik kapal asing di perairan Natuna

1. Bukan hal baru kapal asing mencuri ikan di Natuna

Fakta Polemik Kapal Asing di Perairan Natuna

Bupati Natuna Hamid Rizal mengatakan, bukan hal baru jika Kapal Ikan Asing (KIA) masuk ke Perairan Natuna untuk mencuri ikan. Jika tak ada kapal pengawasan di perbatasan, nelayan-nelayan asing akan masuk dan mencuri ikan dengan menggunakan kapal ikan di atas GT 30. Berdasarkan catatan Badan Keamanan Laut (Bakamla), jejak terakhir kapal nelayan asing masuk ke perairan Natuna pada akhir tahun lalu. Sambungnya, sebelumnya juga ada catatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menemukan aksi pencurian ikan oleh kapal asing pada pertengahan Maret 2019. “Untuk jumlah seluruhnya saya belum mendapatkan angkanya, namun bisa dilihat dari jumlah KIA yang berhasil ditangkap dan ditenggelamkan, seolah mereka tidak takut dengan hukum dan aturan pemerintah Indonesia,” ujarnya melalui sambungan telepon. https://americandreamdrivein.com/

2. KIA tak ada kapoknya

Hamid mengatakan, ia mendukung apapun keputusan pemerintah pusat terkait penanganan konflik polemik Natuna dengan China. Bahkan ia juga memberi dukungan penuh kepada TNI dan Kementerian Pertahanan untuk menggelar kekuatan yang lebih besar di Natuna agar KIA tidak menencuri ikan. Namun, ia juga berharap pengamanan yang dilakukan pemerintah jangan sampai di sini saja, dan bila perlu ada bentuk kegiatan yang berkesinambugan yang dilakukan di laut terdepan di Indonesia. “Sebab sudah banyak sumber daya alam di laut Natuna dijarah dengan KIA yang terkesan tidak ada kapoknya meskipun sudah ditangkap dan ditenggelamkan,” katanya.

3. Tiga kapal milik China masih berada di laut Natuna

Fakta Polemik Kapal Asing di Perairan Natuna

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono mengatakan, saat ini masih ada tiga kapal China yang berada di timur Laut Natuna. Tiga kapal itu terdiri dari dua kapal Coast Guard China dan satu kapal pengawasan perikanan milik pemerintah China. Tiga kapal itu, Kata Yudo, sedang melakukan pengawasan terhadap KIA China yang sedang menangkap ikan secara ilegal di perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) milik Indonesia. Kapal-kapal itu, sambungnya, tidak mau pergi dari wilayah timur Laut Natuna meskipun dua unsur kapal Bakamla telah melakukan komunikasi, dan mereka tetap bertahan. Untuk mengusir kapal-kapal tersebut, kata Yudo, pihaknya pun akan menambah dua kapal lagi untuk memaksimalkan pengusiran. “Kemarin ada empat kapal yang turun ke lokasi untuk mengusir, dan saat ini kami tambah dua kapal lagi untuk memaksimalkan pengusiran,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

4. Yudo: Tidak ada batas waktu untuk mengusir kapal China

Yudo mengatakan, tidak ada batas waktu toleransi untuk mengusir kapal milik China yang memasuki wilayah kedaulatan Indonesia. “Dalam hal ini, tidak ada batas waktu, karena itu operasi sehari-hari yang digelar di Natuna. Karena tingkat kerawanannya maka kami tingkatkan pengamanannya. Jadi batas waktunya, ya sampai mereka keluar dari wilayah kedaulatan Indonesia,” katanya. Bahkan, untuk menyelesaikan permasalahan ini, Yudo pun memutuskan untuk berkantor sementara di Natuna, menyusul masuknya nelayan dan penjaga pantai China di perairan wilayah perbatasan itu. Dikutip dari Antara, ia mengatakan, Natuna masuk dalam wilayah kerja Kogabwilhan I sehingga dia bisa berkantor di sana. “Wilayah Natuna masuk wilayah kerja Pangkogabwilhan I, saya bisa berkantor di Natuna, bisa berkantor di Tanjungpinang,” katanya.

5. Tegaskan tak akan perang di Natuna

Menyusul masuknya kapal penangkap ikan dan kapal penjaga pantai (Coast Guard) China ke wilayah Perairan Natuna. Yudo pun menegaskan tidak akan perang di Kabupaten Natuna, Kepualaun Riau. “Tidak akan perang, itu terlalu dibesar-besarkan,” kata dia kepada wartawan di Natuna, Sabtu (4/1/2020), seperti dikutip dari Antara. Ia mengatakan, hubungan strategis yang selama ini terjalin baik antara Indonesia dan China akan tetap dipertahankan. Masih dikatakannya, justru keberadaan kapal penjaga pantai dan pencari ikan China di ZEE Indonesia dinilai memancing suasana menjadi keruh. Padahal, kata Yudo, Pemerintah China sudah mengakui bahwa perairan itu adalah ZEE Indonesia. “Sekarang, dua tahun kemudian mengingkari dengan mendatangkan coast guard’,” katanya.

6. Menhan diminta perkuat persenjataan Bakamla

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan, meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk memperkuat persenjataan dan wewenang Badan Keamanan Laut (Bakamla), karena maraknya KIA yang masuk ke perairan Natuna, Kepualaun Riau, Dikatakannya, Komisi I DPR sendiri memiliki lingkup tugas di bidang pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen. “Kita (Komisi I) sangat mendukung salah satu poin penting pada rapat Kemenkopolhukam, Menhan Prabowo Subianto telah menyarankan untuk mengubah Permenhan yang memberikan wewenang Bakamla untuk memperkuat senjata yang diharapkan dapat memperkuat pengamanan kedaulatan wilayah laut NKRI,” kata Farhan melalui rilis ke Kompas.com

7. Luas lautan capai 99 persen

Kepulauan Natuna sempat masuk dalam wilayah Kerajaan Pattani dan Kerajaan Johor di Malayasia. Namun pada abad ke-19, Kepulauan Natuna masuk ke penguasaan Kedaulatan Riau dan masuk wilayah Kesultanan Riau. Saat Indonesia merdeka, delegasi dari Riau menyerahkan kedaulatan pada Republik Indonesia yang berpusat di Pulau Jawa. Kepulauan Natuna berada di Provinsi Kepulauan Riau dan berbatasan langsung dengan Laut China Selatan. Pemerintah Indonesia telah resmi mendaftarkan Kepulauan Natuna sebagai wilayah kedaulatan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 18 Mei 1965.

Natuna memiliki potensi bahari yang cukup besar dengan luas laut mencapai 99 persen dari total luas wilayahnya. Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 4 Januari 2020, pada tahun 2011 potensi sumber daya ikan laut Natuna mencapai 504.212,85 ton per tahun atau sekitar 50 persen dari potensi Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP RI) 711 di Laut Natuna. Pada tahun 2014, pemanfaatan produksi perikanan tangkap Natuna mencapai 233.622 ton atau 46 persen dari total potensi lestari sumber daya.